Sabtu, 17 Januari 2015

laporan praktikum Biokimia : PENENTUAN KADAR KREATININ URIN



PENENTUAN KADAR KREATININ URIN
Penanggung Jawab: Ina Sholihah ( J310120005 )

I.              Tujuan
Mahasiswa mampu dapat mengetahui cara pemeriksaan dan menentukan kadar kreatinin dalam urin.

II.           Prinsip
Kreatinin dengan asam pikrat alkalis membentuk kreatinit pikrat yang berwarna merah. Intensitas warna merah menunjukkan kadar kreatinin bila dibaca pada fotometer.

III.        Tinjauan Pustaka
Kreatinin merupakan produk penguraian kreatin. Kreatin disintesis di hati dan terdapat dalam hampir semua otot rangka yang  berikatan dalam bentuk kreatin fosfat ( creatin phosphate, CP ), suatu senyawa penyimpanan energi. Dalam sintesis ATP ( adenosine triphospate ) dari ADP (adenosine diphospate), kreatin fosfat diubah menjadi kreatin dengan katalisasi enzim kreatin  kinase (creatin kinase, CK). Seiring dengan pemakaian energi, sejumlah kecil diubah secara ireversibel menjadi kreatinin yang selanjutnya difiltrasi oleh glomerulus dan diekskresikan dalam urin. ( Riswanto, 2010 )
Kreatinin dalam urin terbentuk dan fosfokreatinin. Kecepatan ekskresi kreatinin relative konstan dari hari ke hari. Oleh karena itu, ekskresi kreatinin dari setiap individu manusia hampir selalu konstan seperti halnya kadar kalium di dalam tubuh manusia. Dengan demikian cara terbaik untuk mengetahui volume urin yang diekskresikan selama 24 jam adalah melalui penetapan kadar kreatinin dengan berdasarkan fraksinya yang relatif konstan terhadap laju kreatinin setiap hari. Laju ekskresi urin kreatinin dalam urin berbeda pada setiap individu. Kreatinin lebih banyak diekskresikan oleh laki-laki daripada wanita. Dasar perbedaan ini dapat dilihat pada pertumbuhan otot antara laki-laki dan wanita. Bayi mempunyai laju ekskresi urin rendah dan akan terus bertambah pada masa kanak-kanak dan remaja. ( Murpratama, 2009 )
Ginjal mempertahankan kreatinin darah dalam kisaran normal. Kreatinin telah ditemukan untuk menjadi indikator yang cukup handal fungsi ginjal. Sebagai ginjal menjadi cacat dengan alasan apapun, tingkat kreatinin dalam urin akan meningkat karena clearance miskin oleh ginjal. Abnormal tingkat tinggi kreatinin sehingga memperingatkan kemungkinan malfungsi atau kegagalan ginjal. Pemeriksaan jumlah kreatinin urin lebih tepat dari fungsi ginjal dapat diestimasi dengan menghitung berapa banyak kreatinin dibersihkan dari tubuh oleh ginjal, dan ini disebut kreatinin clearance. ( Siamak, 2009 )
Pemeriksaan kreatinin dapat menggunakan beberapa metode sebagai berikut: Jaffe reaction, dasar yang digunakan metode ini adalah kreatinin dalam suasana alkalis dengan asam pikrat membentuk senyawa kuning jngga dan menggunakan alat ukur photometer; Kinetik, metode ini relatif sama hanya dalam pengukuran dibutuhkan sekali pembacaan dan alat yang digunakan autoanalyzer; Enzimatik darah, dasar metode ini adalah adanya substrat dalam sampel bareaksi dengan enzim membentuk senyawa substrat menggunakan alat photometer. ( Underwood, 1997 )
Kadar kreatinin memiliki batas normal, yaitu antara 0,5 -1,5 mg/dl. Namun nilai rujukan dalam menentukan kadar kreatinin urin, yaitu 0,6 – 1,2 mg% untuk urin sewaktu dan 1 – 1,5 mg % untuk urin 24 jam. Apabila hasil kadar kreatinin lebih tinggi dari normal dapat menunjukkan bahwa terkena akut tubular nekrosis, dehidrasi, diabetes nefropati, eklamsia (suatu kondisi kehamilan yang meliputi kejang), glomerulonefritis, gagal ginjal, penyakit otot menyusun, preeklampsia (kehamilan – induced hipertensi), pielonefritis, ginjal berkurangnya aliran darah (syok, gagal ginjal, jantung kongestif), rhabdomyolysis, obstruksi saluran kemih. Sedangkan hasil kadar kreatinin lebih rendah dari normal dapat menunjukkan: muscular clystrophy (tahap akhir) dan myasthenia gravis. (National Institutes of Health, 2007)

IV.        Alat dan Bahan
1.     Alat
a.    Spektrofotometer
b.    Inkubator
c.    Tabung reaksi
d.   Rak tabung reaksi
e.    Selotip
f.     Mikropipet 1000 µl
g.    Mikropipet 250 µl
h.    Mikropipet 50 µl
2.     Bahan
a.        Urin 0,5 ml (50 µl)
b.        Reagen Kreatinin I (NaOH 1 %) 1 ml
c.        Reagen Kreatinin II (asam pikrat) 0,25 ml

V.           Cara Kerja

Pipet urin sebanyak 50 µl (0,05 ml) masukkan kedalam tabung reaksi
 

Tambahkan 1000 µl (1 ml) reagen warna kreatinin I (NaOH 1 %)


 
Inkubasi 5 menit dengan temperature 370C
 
Tambahkan 250 µl (0,25 ml) reagen warna kreatinin II (asam pikrat)
 
 
Baca pada spektrofotometer dengan λ = 546 nm dan f.2
Nilai normal kadar kreatinin urin
-          Urin sewaktu           = 0,6 – 1,2 mg %
-          Urin 24 jam = 1 – 1,5 mg %

VI.        Hasil Pengamatan
a.       Tabel hasil pengamatan perubahan warna
Sampel
Perlakuan
Perubahan warna
Urin B
Urin dipipet 50µl (0,05 ml)
Kuning muda
 
Ditambah reagen warna kreatinin I (NaOH 1 %) 1 ml
Bening
 
Diinkubasi 5 menit dengan temperature 370C
Bening
 
Tambahkan 250 µl (0,25 ml) reagen warna kreatinin II (asam pikrat)

Kuning 
Baca pada spektrofotometer dengan λ = 546 nm dan f-2
I.                    1,402 mg%
II.                 1,402 mg %
b.      Hasil pengukuran kadar kreatinin urin
Kelompok
Sampel
urin
Kadar kreatinin urin (mg %)
Keterangan
I
II
x
1
A
1,155 mg%
1,303 mg%
1,229 mg%
Normal
2
A
1,499 mg%
1,540 mg%
1,540 mg%
Tidak normal
3
A
1,363 mg%
1,319 mg%
1,319 mg%
Normal
4
C
1,161 mg%
1,419 mg%
1,419 mg%
Tidak normal
5
C
1,483 mg%
1,535 mg%
1,535 mg%
Tidak normal
6
C
1,638 mg%
1,626 mg%
1,626 mg%
Tidak normal
7
B
1,556 mg%
1,573 mg%
1,573 mg%
Tidak normal
8
B
1,421 mg%
1,394 mg%
1,394 mg%
Normal
9
B
1,402 mg%
1,402 mg%
1,402 mg%
Tidak normal
10
B
1,543 mg%
1,526 mg%
1,526 mg%
Tidak normal

VII.     Pembahasan
Pada praktikum kali ini, penentuan kadar kreatinin urin menggunakan sampel urin, serta hasilnya diukur dengan menggunakan spektrofotometer dan akan diperoleh hasil rata-rata dari kelompok kami (sembilan) sebesar 1,402 mg% untuk sampel urin B ( wanita ), jika ditinjau dari nilai normal kadar kreatinin urin tersebut tergolong tidak normal, karena hasil kadarnya terlalu ( tinggi lebih dari 1,2 mg%). Dalam praktikum ini, kelompok yang memiliki kadar kreatinin urin tidak normal (lebih dari 1,2 mg%) adalah kelompok 2, 4, 5, 6, 7, 9, 10 dan kelompok yang mendapatkan hasil kadar kreatinin urin normal adalah kelompok 1, 3 dan 8. Semua kelompok menggunakan sampel urin sewaktu dan menggunakan nilai rujukan kadar kreatinin urin yang berkisar antara 0.6 – 1.2 mg%.
Berdasarkan tinjauan pustaka, kreatinin dalam urin terbentuk dari fosfokreatin. Kecepatan ekskresi keratin relative konstan dari hari ke hari. Oleh karena itu, ekskresi kreatinin dari setiap individu manusia hampir selalu konstan seperti halnya kadar kalium di dalam tubuh manusia. Dengan demikian cara terbaik untuk mengetahui volume urin yang diekskresikan selama 24 jam adalah melalui penetapan kadar kreatinin dengan berdasarkan fraksinya yang relative konstan terhadap laju kreatinin setiap hari. Laju ekskresi urin kreatinin dalam urin berbeda pada setiap individu. (Murpratama, 2009)
Pemeriksaan kadar kreatinin urin ini dilakukan dengan reaksi Jaffe. Dasar metode ini adalah kreatinin dalam suasana alkalis dengan asam pikrat membentuk senyawa kuning jingga dan menggunakan alat fotometer. Reaksi Jaffe berdasarkan pembentukan tautomer kreatin pikrat yang berwarna merah bila kreatinin direaksikan dengan larutan pikrat alkalis. Prinsip dari pemerikasaan kreatinin urin ini, dalam suasana alkalis. Kreatinin bila ditambah asam pikrat akan membentuk suatu warna kompleks yang berwarna kuning-orange. Intensitas warna sebanding dengan konsentrasi dan dapat diukur secara fotometri.  Penentuan secara fixed time kinetic dapat meminimalisir pengaruh billirubin dalam sampel urin.
            NaOH
Kreatinin + pikrat                      kromofor merah (absorbasi pada 510 nm)

Dalam penambahan asam pikrat, bertujuan untuk mereaksikan kreatinin agar terbentuk kompleks berwarna kuning. Hal ini sesuai dengan prinsip dari test kreatinin, yaitu berdasarkan reaksi antara kreatinin dengan asam pikrat yang membentuk larutan kuning. Selain dengan penambahan asam pikrat (reagen kreatinin II), urin ditambahkan dengan NaOH1% (reagen kreatinin I) yang bertujuan untuk membuat suasana basa pada larutan. Agar reaksi antara asam pikrat dan kreatinin dapat menghasilkan larutan kompleks berwarna kuning, suasana larutan harus dalam keadaan basa. Jika tidak terbentuk larutan kompleks berwarna kuning, maka kreatinin tidak dapat diuji dengan metode spektrofotometer. Jadi suasana larutan dibuat basa dengan penambahan NaOH.
Dari pemeriksaan kadar kreatinin urin didapatkan hasil kadar kreatinin urin sebesar 1,402 mg% dengan sampel urin sewaktu B. Urin sewaktu adalah urin yang dikeluarkan pada suatu waktu yang tidak ditentukan. Hasil kadar kreatinin urin dikelompok kami (sembilan) termasuk kategori tidak normal karena melebihi batas normal yaitu 1,2 mg %. Pada praktikum kali ini, semua sampel memiliki kadar yang berbeda. Adanya perbedaan tersebut mungkin dikarenakan kurangnya ketelitian dalam pengambilan sampel urin yang terlalu sedikit, namun penambahan reagennya terlalu banyak. Selain perbedaan itu, perbedaan kadar kreatinin urin probandus dengan kadar kreatinum urin normal mungkin disebabkan oleh gangguan metabolisme yaitu gagal ginjal.
Faktor yang dapat mempengaruhi hasil laboraturium adalah obat tertentu yang dapat meningkatkan kadar kreatinin urin; kehamilan; aktivitas fisik yang berlebihan; konsumsi daging merah dalam jumlah besar dapat mempengaruhi temuan laboraturium. (Riswanto, 2010)
Kadar kreatinin memiliki nilai normal yaitu : 0,6 – 1,2 mg% untuk sampel urin sewaktu dan 1 – 1.5 mg% untuk sampel urin 24 jam. Apabila hasil kadar kreatinin labih tinggi daripada normalnya menunjukkan bahwa orang tersebut terkena akut tubular nekrosis, dehidrasi, diabetes neforpati, eklamia (suatu kehamilan yang meliputi kejang), glomerulonefritis, gagal ginjal, penyakit otot menyusun, preeclampsia (kehamilan – induced hipertensi), pielonefritis, ginjal berkurangnya aliran darah (syok, gagal ginjal, jantung kongestif), rhabdomyolysis, obstruksi saluran kemih. Sedangkan kadar kreatinin lebih rendah dari normal dapat menunjukkan: muscular clystrophy (tahap akhir) dan myasthenia gravis. (National Institutes of Health, 2007)

VIII.  Kesimpulan
Dari hasil pemeriksaan kadar kreatinin urin dengan sampel urin sewaktu tersebut, kelompok sembilan memiliki hasil kadar kreatinin urin sebesar 1,402 mg% dan termasuk kategori tidak normal. Hal tersebut menunjukkan bahwa kurangnya ketelitian dalam praktikum dan kemungkinan adanya gangguan pada fungsi ginjal.

3 komentar:

  1. permisi.. kalau penentuan kadar kreatinin darah cara kerjanya bagaimana ya? dan apa saja alat dan bahan yang dibutuhkan?
    tolong balas ke email saya di putrioctaviani22@yahoo.com
    terimakasih untuk responnya. Ditunggu..

    BalasHapus
  2. daftar pustaka nya mana ya ?

    BalasHapus
  3. Maaf untuk urin sewaktu boleh minta prosedur kitnya ?

    BalasHapus