PENENTUAN
KADAR GLUKOSA DARAH
(
METODE SPEKTOFOTOMETRI )
Penanggung Jawab : Ina Sholihah ( J310120005 )
I. Tujuan
Mahasiswa
dapat mengetahui cara pemeriksaan kadar gula darah dengan menggunakan metode
spektofotometri.
II.
Prinsip
Glukosa ditentukan
setelah oksidasi enzimatis dan adanya glukose oksidase. H2O2
(Hidrogen Peroksida) yang terbentuk bereaksi dengan phenol dan 4 – amino
phenazone dan katalis peroksidasi membentuk quinoneimine yang berwarna violet.
III.
Reaksi
Glukosa + O2 + H2O GOD asam – glukosat + H2O2
2 H2O2 + 4 – amino phenazone +
phenol POD quinoneimine + 4
H2O
IV.
Tinjauan
Pustaka
Glukosa
darah merupakan karbohidrat dalam bentuk monosakarida yang terdapat dalam
darah.( Baron, 1984). Organ – organ yang berpengaruh dalam metabolisme glukosa antara
lain hati dan pankreas. Glukosa darah berada dalam keseimbangan dan mengatur
secara hormonal yaitu hormon teroid, hormon insulin, hormon efineprin dan hormon
pertumbuhan. ( Ganong, 1990 )
Jumlah
glukosa dalam darah tergantung kepada keseimbangan antara jumlah yang masuk dan yang
keluar. Glukosa masuk ke dalam darah dari tiga macam sumber, yaitu :
a.
Makanan yang mengandung
hidratarong. Setelah dicerna dan diserap, jenis makanan ini merupakan sumber
glukosa tubuh yang paling penting.
b.
Glukogen, glikogen disimpan
dalam otot dan heper, dan dapat dipecah untuk melepas glukosa.
c.
Sebagian asam amino
dipecah oleh heper untuk menghasilkan glukosa. (Beck,2011 )
Insulin tidak diperlukan untuk
terjadinya salah satu diantara ketiga proses ini. Setelah glukosa masuk ke
dalam darah, insulin diperlukan untuk memungkinkan glukosa meninggalkan darah
dan masuk ke dalam jaringan. Pada orang non – diabetik, glukosa yang
meninggalkan aliran darah digunakan lewat dua cara , yaitu :
a.
Energi segera bagi
semua jaringan.
b.
Energi simpan sebagai
glikogen dalam heper dan otot, serta lemak di dalam
jaringan adipose. ( Beck, 2011 )
Kadar glukosa darah yang diketahui dapat
membantu memprediksi metabolisme yang mungkin terjadi dalam sel dengan
kandungan gula yang tersedia. Jika kandungan glukosa dalam tubuh sangat
berlebihan maka glukosa tersebut akan mengalami reaksi katabolisme secara
enzimatik untuk menghasilkan energy. Namun jika kandungan glukosa tersebut di
bawah batas minimum, maka asam piruvat yang dihasilkan dari proses katabolisme
bisa mengalami proses enzimatik secara anabolisme melalui glukoneogenesi untuk
mensintesis glukosa dan memenuhi kadar normal glukosa dalam darah ( plasma
darah ) yaitu 65 – 110 mg/dl ( 3,6 – 6,1 mmol/ L ). (Murray, 2003 )
Dalam ilmu kedokteran, gula darah adalah
istilah yang mengacu kadar glukosa di dalam darah. Kadar glukosa darah diatur
dengan ketat di dalam tubuh. Glukosa dialirkan melalui darah adalah sumber
utama energi untuk sel – sel tubuh. Umumnya kadar glukosa darah berada pada
kadar 70 – 110 mg/dl. (Price, 2005 ). Metabolisme glukosa yang tidak normal
dapat menyebabkan hiperglikemia ( bila kadar gula darah berada pada kadar tinggi
( > 110 mg/dl )) dan hipoglikemia ( bila kadar glukosa darah terlalu rendah
( < 70 mg/dl )).
Metode
pengukuran kadar glukosa :
a.
Metode kimia. Prinsip
pemeriksaan ini, yaitu proses kondensasi glukosa dengan akromatik amin dan asam
glasial pada suasana panas, sehingga terbentuk senyawa berwarna hijau kemudian
diukur dengan fotometri.
b.
Metode enzimatik.
1.
Metode glukosa oksidase.
Prinsip pemeriksaan ini adalah enzim glukosa oksidasi mengkatalisis reaksi
oksidasi glukosa menjadi asam glukonat dan hidrogen
peroksida yang terbentuk bereaksi dengan phenol dan 4 – amino phenazone dengan
bantuan enzim peroksidase menghasilkan quinoneimine yang berwarna merah muda
dan dapat diukur dengan fotometer pada λ = 546 nm.
2.
Metode hexokinase.(
Down, 2000 )
V.
Alat
dan Bahan
1.
Alat
a. Selotip
b. Mikropipet
10 µ dan 1000 µ
c. Tabung
reaksi
d. Fotometer
e. Rak
tabung
f. Inkubator
2.
Bahan
a. Plasma
darah 0,01 ml
b. Reagen
glukosa 1 ml
VI.
Cara
Kerja
0,01
ml ( 10 µ ) sampel plasma darah
Tambah 1 ml reagen glukosa
Inkubasi 10 menit pada
suhu 37 0C
Baca pada fotometer. λ = 546 nm dan f = 405.
Nilai
Normal glukosa darah :
- Sesaat = 60 – 120 mg/dl
-
Puasa = 50 – 100 mg/dl
VII.
Hasil
Pengamatan
NO
|
Perlakuan
|
Pengamatan
|
1
|
Plasma darah 10 µ
|
Plasma darah berwarna putih agak kekuningan.
|
2
|
Plasma darah ditambah 1 ml reagen glukosa
|
Berwarna merah muda (pink muda)
|
3
|
Diinkubasi selama 10 menit dengan suhu 370C
|
Berwarna merah muda ( pink)
|
· Hasil pemeriksaan glukosa darah
Kelompok
|
Sampel
|
Kadar glukosa darah ( mg/dl )
|
Keterangan
|
|||
I
|
II
|
Rata - rata
|
|
|||
1
|
A
|
69,0 mg/dl
|
85,5 mg/dl
|
76,25 mg/dl
|
Normal
|
|
2
|
A
|
86,3 mg/dl
|
95,5 mg/dl
|
91,35 mg/dl
|
Normal
|
|
3
|
A
|
133 mg/dl
|
92 mg/dl
|
112,5 mg/dl
|
Normal
|
|
4
|
B
|
19,7 mg/dl
|
0,6 mg/dl
|
10,15 mg/dl
|
Tidak normal
|
|
5
|
D
|
11,6 mg/dl
|
10,6 mg/dl
|
11,1 mg/dl
|
Tidak normal
|
|
6
|
D
|
10,3 mg/dl
|
45 mg/dl
|
27,65 mg/dl
|
Tidak normal
|
|
7
|
C
|
18mg/dl
|
95 mg/dl
|
56,5 mg/dl
|
Tidak normal
|
|
8
|
C
|
133,4 mg/dl
|
48 mg/dl
|
90,7 mg/dl
|
Normal
|
|
9
|
C
|
16 mg/dl
|
132 mg/dl
|
74 mg/dl
|
Normal
|
|
10
|
B
|
163 mg/dl
|
127 mg/dl
|
145 mg/dl
|
Normal
|
|
11
|
C
|
184,4 mg/dl
|
175 mg/dl
|
179,7 mg/dl
|
Normal
|
VIII.
Pembahasan
Pada pratikum kali ini, pemeriksaan glukosa darah yang menggunakan metode
spektofotometri. Menurut Syabatini ( 2010 ), spektofotometri merupakan suatu
metode analisa yang didasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh
suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombang spesifik dengan menggunakan
monokromator prisma atau kisi difraksi dengan detektor fototube.
Spektofotometri dapat dianggap sebagai
perluasan suatu pemeriksaan visual dengan studi yang lebih mendalam dari
absorbsi energi.
Dari pemeriksaan kadar glukosa darah dengan menggunakan metode
spektofotometri, hasil pemeriksaan kadar glukosa darah pada kelompok sembilan
sebesar 16 mg/dl dan 132 mg/dl dengan rata – rata 74 mg/dl untuk sampel C (
perempuan ). Berdasarkan nilai normalnya 60 – 120 mg/dl pada sesaat dan 50 –
100 mg/dl saat puasa. Dari data tersebut, pada pemeriksaan sampel darah C (
perempuan ) tergolong normal. Hanya saja pada percobaan pertama kadar nilai
glukosa dalam darah terlalu rendah. Nilai kadar glukosa dalam darah ini bisa
sangat rendah terjadi karena saat pengambilan serum darah kurang atau sangat
sedikit yang digunakan dalam percobaan.
Glukosa dapat ditentukan kadarnya secara
enzimatik, misalnya dengan penambahan enzim glukosa oksidase ( GOD ).
Prinsip metode kerja pada pratikum ini adalah metode enzimatik yang dibantu
enzim – enzim contohnya katalase ( reaksi Hantz ) dan peroksidase ( reaksi
trinder ). Pereagen yang digunakan menggunakan pereagen GOP – PAP. Absorbansi λ
dan warna absorbansi metode enzimatik intensitasnya pada λ= 546 nm dengan warna
merah ( dari H2O2 yang terbentuk
+ peroksidase ). Dengan prinsip dasar glukosa dioksidasi oleh oksigen dengan
katalis enzim glukosa oxidase (GOD) akan membentuk asam glukonik dan hidrogen
peroksida (H2O2 ). Dengan adanya oksigen, glukosa dioksidasi oleh enzim
menjadi asam glukuromat disertai pembentukan H2O2. Enzim
peroksidase ( POD ) mengakibatkan H2O2 membebaskan O2
yang mengoksidasi akseptor kromogen yang sesuai serta memberikan warna yang
sesuai pula. Kadar glukosa darah ditentukan berdasarkan intensitas warna yang
terjadi, diukur secara spektofotometri. Hidrogen peroksida akan bereaksi dengan
4-amino antipyrin dan fenol dengan katalis peroksidase ( POD ) membentuk
quinoneimine dan air. Quinoneimine ini merupakan indikator yang menunjukkan
kadar glukosa dalam darah.
Bila kadar glukosa dalam darah melebihi atau kurang dari batas normal maka sistem
metabolisme dalam tubuh akan terganggu. Glukosa darah dapat bertambah setelah
kita makan makanan sumber karbohidrat, namun kira – kira 2 jam setelah itu,
jumlah glukosa darah akan kembali pada keadaan semula. Salah satu contoh
penyakit yang disebabkan oleh kelainan kadar glukosa darah, yaitu diabetes
melitus. Diabetes melitus merupakan penyakit yang timbul karena suatu gangguan
dari penkreas, yaitu organ tubuh yang biasa menghasilkan insulin dan sangat
berperan dalam metabolisme glukosa bagi sel tubuh. Seseorang yang terkena
diabetes melitus selalu ditandai oleh naiknya kadar gula darah ( hiperglikemia
) dan tingginya kadar gula dalam urine. Pada orang yang menderita diabetes
melitus, jumlah glukosa darah lebih besar dari 130 mg per 100 mL darah.
IX.
Kesimpulan
Pemeriksaan kadar glukosa dalam darah dilakukan dengan uji spektofometri.
Hasil pemeriksaan kadar gula dalam darah sampel C yaitu 16 mg/dl dan 132 mg/dl,
dengan rata – rata 74 mg/dl dan termasuk kategori normal. Pengetahuan tentang
kadar gula dalam darah sangat penting untuk metabolisme tubuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar