Rabu, 06 Agustus 2014

PENENTUAN KADAR HEMOGLOBIN



PENENTUAN KADAR HEMOGLOBIN
Penanggung Jawab     : Hajar Tarwiyah ( J310120027 )
Anggota                      : Ina Sholihah (J310120005)
                                      Ranisha Restzi Antari ( J310120019 )                                 
    I.      Tujuan
1.Mengetahui kadar Hb menggunakan metode sahli.
2.Mengetahui kadar Hb menggunakan fotometrik atau cyanmethemoglobin.
3.Menetapkan nilai haemotokrit.

 II.      Prinsip
1.Hb diubah menjadi hematin asam, kemudian warna yang terjadi dibandingkan serum visual dengan standar pada haemometer.
2.Darah dicampur dengan larutan drabkin ferisianida akan mengoksidasi Hb menjadi met-Hb akan berikatan dengan sianida menjadi cian-met Hb. Cyanment-Hb mengabsorbsi sinar pada 540 nm.
3.Nilai hematokrit adalah volume semua eritrosit dalam 100 ml darah dan disebut dengan ½ dari volume darah itu.

III.      Tinjauan Pustaka
Hemoglobin adalah suatu senyawa protein dengan Fe yang dinamakan “Conjugated Protein” sebagai intinya Fe dengan protophorpyin dan globin (tertapyrin) menyebabkan warna merah dengan adanya Fe. ( Dwi, 2011 )
Hemoglobin adalah protein yang kaya akan zat besi. Haemoglobin memiliki afinitas ( daya gabung ) terhadap oksigen, dengan oksigen itu membentuk oksihemoglobin di dalam sel darah merah. Dengan melalui fungsi ini maka oksigen dibawa dari paru – paru ke jaringan – jaringan. Jumlah hemoglobin dalam darah normal kira – kira 5 gram setiap 100 mL darah dan jumlahnya ini biasanya disebut “100 persen”. Dalam berbagai bentuk anemia darah, kadar itu bisa dibawah 30% atau 5 gram setiap 100 mL, karena hemoglobin mengandung zat besi yang diperlukan untuk bergabung dengan oksigen, maka dapat dimengerti pasien semacam itu memperlihatkan gejala kekurangan oksigen. (Pearce, 2009 )
Kadar hemoglobin adalah salah satu pengukuran tertua dalam laboraturium kedokteran tes darah yang paling sering dilakukan. Kisaran normal hemoglobin dipengaruhi oleh berbagai variable dan kadar harus diinterpretasikan dalam hubungannya dengan beberapa faktor, yaitu kehamilan, penduduk pada daerah dengan ketinggian yang tinggi, latihan fisik, merokok dan penyakit yang berkaitan. ( Bimantoro, 2011 )
Kadar hemoglobin menggunakan satuan gram/dl, yang artinya banyaknya garam hemoglobin dalam 100 mililiter darah. Berdasarkan dari umur pasien, nilai normal hemoglobin terbagi menjadi :
o        Bayi baru lahir             = 17 – 22 gram/dl
o        Umur satu minggu      = 15 – 20 gram/dl
o        Umur satu bulan          = 11 – 15 gram/ dl
o        Anak – anak                = 11 – 13 gram/ dl
o        Lelaki dewasa             = 14 – 18 gram/dl
o        Perempuan dewasa     = 12 – 16 gram/ dl
o        Lelaki tua                    = 12,4 – 14,9 gram/ dl
o        Perempuan tua                        = 11,7 – 13,8 gram/ dl
(Bimantoro, 2011 )
Flematokrit adalah presentase volume seluruh dari yang ada dalam darah yang diambil dalam volume tertentu. Untuk tujuan ini, darah diambil dengan spuit dalam suatu volume yang telah ditetapkan dan dipindahkan ke dalam suatu tabung khusus berskala hemotokrit. Untuk pengukuran hematokrit ini adalah tidak boleh dibiarkan menggumpal sehingga harus diberi anti koagulan. (Kurniawan, 2010 )
Pemeriksaan hematokrit merupakan salah satu pemeriksaan laboraturium dalam mendiagnosa penyakit demam berdarah, dimana pada kasus tersebut terjadi penurunan kadar trombosit secara drastis sampai bawah 100.000/mm3 yang diikuti dengan peningkatan kadar hematokrit 20% atau lebih yang menunjukkan terjadi perembasan plasma atau lebih, dianggap menjadi bukti definitive adanya peningkatan permiabelitas baik pada pergantian volume darah secara dini atau oleh pendarahan. Nilai hematokrit disebut dengan %. Normal untuk pria 40 – 48 vol % dan untuk wanita 37 – 43 vol %. ( Kurniawan, 2010 )
Penurunan kadar hematokrit dapat terjadi pada beberapa kondisi tubuh, seperti: anemia, kehilangan darah akut, leukemia, kehamilan, malnutrisi, gagal ginjal. Sedangkan peningkatan kadar dapat terjadi pada beberapa kondisi, seperti: dehibrasi, diare berat, luka bakar, pembedahan. ( Kurniawan, 2010 )

IV.      Alat dan Bahan
1.   Alat
a)   Pemeriksaan kadar Hb dengan metode sahli
Haemometer yang terdiri dari :
o Tabung Hb
o Batang pengaduk
o Pipet penghisap dan selang sahli
o Tabung standart warna
b)   Pemeriksaan kadar Hb dengan metode fotometrik
o   Pipet gondok
o   Bola penghisap
o   Tabung reaksi
o   Spektofotometer
c)   Penentuan skala HCT
o   Skala HCT
o   Centrifuge
o   Vitrex
o   Tabung mikropipet
d)  Spuit injeksi dan kapas alcohol
e)   Botol penampung darah dan antikoagulan

2.Bahan
a.    Pemeriksaan kadar Hb dengan metode sahli
o Larutan HCl 0,1 N   5 tetes
o Darah                       0,02 mL atau 20 µL
o Aquades                   Seperlunya
b.   Pemeriksaan kadar Hb dengan metode fotometrik
o Pereaksi Drabkin      5 ml
o Darah                       0,02 mL atau 20 µL
c.    Penentuan skala HCT
o Darah vena 2/3 bagian dari tabung mikropipet




    V.            Cara Kerja
1.      Penentuan Hb metode sahli
                   5 tetes HCl ( 0,1 N ) sampai tanda merah diangka 2
                   HCl + 0,02 mL atau 20 µL darah dengan pipet penghisap
Diamkan selama 3 menit
                   Ditambah aquades tetes demi tetes sampai warna sesuai standar

Baca kadar Hb-nya
2.      Penentuan Hb metode fotometrik

5 mL pereaksi Drabkins dengan pipet gondok dan bola hisap
              0,02 mL atau 20 µL darah masukkan dalam tabung reaksi
Dicampurkan dengan memutar – mutarkan tabung
Diamkan 10 menit
           Dibaca pada fotometer
λ= 540 nm
3.      Penentuan skala HCT
Mengisi tabung micropipet dengan darah sampai 2/3 bagian

Menutup salah satu ujung  dengan vitrex

Sentrifuge selama 3 – 5 menit dengan kecepatan 16000 rpm


 
Baca skala dengan HCT


 VI.            Hasil Pengamatan
1.Pengukuran kadar Hb dengan metode sahli
No
Perlakuan
Pengamatan
1
 HCl 0,1 N

HCl 0,1 berwarna bening
2
Ditambah 20 µL darah vena
Berwarna merah pekat


 


3
Diaduk dan diamkan 3 menit
Darah bercampur dengan HCl
4
Ditambah aquades tetes demi tetes
Warnanya semakin pudar
5
Mengaduk dengan pengaduk
Warnanya semakin pudar
6
Menambah aquades tetes demi tetes
Warnanya sama dengan standar warna
7
Membaca hasil
1.   Menunjukkan 13,2 gram %
2.   Menunjukkan 12,4 gram %
·   Hasil penentuan kadar Hb metode Sahli
Kelompok
Sampel
X1 ( g/dl )
X2 ( g/dl )
X ( g/dl )
Keterangan
1
Darah A
5,6 g/dl
5,8 g/dl
5,7 g/dl
Tidak normal
2
Darah A
12,4 g/dl
10,6 g/dl
11,5 g/dl
Tidak normal
3
Darah A
16,8 g/dl
16,2 g/dl
16,5 g/dl
Tidak normal
4
Darah A
16,8 g/dl
14,6 g/dl
15,7 g/dl
Tidak normal
5
Darah A
14,4 g/dl
12,8 g/dl
13,6 g/dl
Normal
6
Darah B
7,8 g/dl
11,4 g/dl
9,6 g/dl
Tidak normal
7
Darah B
11,2 g/dl
14 g/dl
12,8 g/dl
Normal
8
Darah B
11,8 g/dl
12,2 g/dl
12 g/dl
Normal
9
Darah B
13,2 g/dl
12,4 g/dl
12,8 g/dl
Normal
10
Darah B
12,4 g/dl
12 g/dl
12,2 g/dl
Normal
11
Darah B
14 g/dl
14 g/dl
14 g/dl
Normal

2.      Pengukuran Hb dengan metode fotometrik
No
Perlakuan
Pengamatan
1
5 mL Drabkins dimasukkan ke tabung reaksi
Drabkin berwarna kuning kehijauan yang bening
2
 Ditambah 20 µL darah vena
Larutan berwarna merah pekat pada bagian bawah
3
Memutar – mutar tabung reaksi
Warna larutan merata
4
Mendiamkan 10 menit
Terbentuk Cyanmethoglobin
5
Membaca hasil dengan spektofotometer
1.   Menunjukkan hasil 12,89 gr/dl
2.   Menunjukkan hasil 13,24 gr/dl


·         Hasil penentuan kadar Hb metode fotometrik
Kelompok
Sampel
X1 ( g/dl )
X2 ( g/dl )
X ( g/dl )
Keterangan
1
Darah A
4,36 g/dl
4,15 g/dl
4,25 g/dl
Tidak normal
2
Darah A
9,89 g/dl
10,92 g/dl
10,40 g/dl
Tidak normal
3
Darah A
9,89 g/dl
9,99 g/dl
9,915 g/dl
Tidak normal
4
Darah A
9,26 g/dl
9,21 g/dl
9,235 g/dl
Tidak normal
5
Darah A
11,19 g/dl
12,09 g/dl
11,64 g/dl
Tidak normal
6
Darah B
10,56 g/dl
16,04 g/dl
13,3 g/dl
Normal
7
Darah B
12,28 g/dl
13,72 g/dl
13 g/dl
Normal
8
Darah B
12,66 g/dl
13,30 g/dl
12,98 g/dl
Normal
9
Darah B
12,89 g/dl
13,24 g/dl
13,065 g/dl
Normal
10
Darah B
9,77 g/dl
12,04 g/dl
10,90 g/dl
Normal
11
Darah B
13 g/dl
13,83 g/dl
13,41 g/dl
Normal

3.      Pengamatan HCT
No
Perlakuan
Pengamatan
1
Mengisi tabung mikrokapiler dengan darah sampai ¾ bagian
Darah berwarna merah
2
Menutup salah satu ujung tabung dengan vitrex
Tabung mikrokapiler tersumbat dan darah tidak bisa keluar dari tabung
3
Dicentrifuge dengan kecepatan 1500 rpm (10 – 15 )
Sel – sel darah mengendap
4
Membaca hasil dengan hematokrit
1.      Nilai HCT = 40 %
2.      Nilai HCT = 42 %

·         Hasil penentuan kadar Hb metode fotometrik
Kelompok
Sampel
X1 ( % )
X2 ( % )
X ( % )
Keterangan
1
Darah A
35 %
45 %
40 %
Normal
2
Darah A
35 %
40 %
37,5%
Normal
3
Darah A
37 %
40 %
38,5 %
norma
4
Darah A
57 %
49 %
53 %
Tidak normal
5
Darah A
42 %
43 %
42,5 %
Normal
6
Darah B
43 %
42 %
42,5 %
Normal
7
Darah B
47 %
47 %
47 %
Tidak normal
8
Darah B
47 %
45 %
46 %
Tidak normal
9
Darah B
40 %
42 %
41 %
Normal
10
Darah B
46 %
47 %
46,5 %
Tidak normal
11
Darah B
40 %
42 %
41 %
Normal
12
Darah B
32 %
35 %
33,5 %
Normal

VII.            Pembahasan
Dari percobaan diatas dapat diketahuai bahwa hemoglobin berdasarkan perhitungan dengan metode sahli dari berbagai kelompok menunjukkan sampel darah yang diamati ada yang normal dan ada yang tidak normal, untuk kategori normal yaitu: kelompok 5, 7, 8, 9, 10, dan 11.Sedangkan kategori yang tidak normal yaitu : kelompok 1, 2, 3, 4,dan 6. Dapat dipengaruhi dari berbagai faktor eksternal ,seperti kebersihan alat, atau reagen yang tercampur dengan senyawa atau sampel lain, meskipun hanya sedikit. ( Kurniawan, 2010 )
Pengukuran Hb dengan metode sahli paling banyak dipakai di Indonesia dengan kesalahan ± 10%. Walaupun cara ini tidak dapat 100% akan tetapi masih dianggap cukup baik untuk mengetahui apakah seseorang kekurangan Hb darah. Kelemahan metode ini dalah kenyataan bahwa kaorimetri visual tidak teliti bahwa kematian asam itu bukan merupakan larutan sejati dan bahwa alat itu tidak bisa ditandaskan. ( Kurniawan, 2010 )
Metode yang digunakan berikutnya dengan menggunakan fotometrik. Didapatkan kadar Hb lebih teliti dari pada cara visual ( sahli ). Kesalahannya sekitar 2%.
Metode ini mempunyai banyak cara, yaitu :
1.      Sianmethemoglobin
2.      Oxihemoglobin
3.      Alkali hematin
Dari berbagai cara diatas,metode yang paling tepat adalah Sianmethemoglobin. (Bimantoro, 2011 )
Dapat dilihat dari kelompok kami bahwa dengan metode sahli dan fotometrik ada perselisihan angka meskipun tidak jauh berbeda, yaitu pada ulangan pertama 13,2 %, sedangkan ulangan kedua 12,4 % sehingga mendapatkan rata – rata 12,8 %.Pada saat penetesan atau penambahan reagen terhadap sampel, kemungkinan yang terjadi adalah tetesan pipet tidak sepenuhnya tercampur, disebabkan karena tetesan mengalir dari ujung wadahnya yaitu tabung reaksi sahli, sehingga perbedaan datanya dapat terjadi walaupun sempelnya sama namun proses kerja dalam menentukan tujuan akan berbeda dari tiap - tiap kelompok.


VIII.            Kesimpulan
Pengukuran kadar Hb dengan metode sahli menunjukkan hasil normal 12,8 g/dl, sedangkan pengukuran kadar Hb dengan metode fotometrik menunjukkan hasil normal 13,065 g/dl, dan untuk pengukuran hematokrit menunjukkan nilai normal, yaitu 41 %.

1 komentar: